11 Maret 1996, hari dimana semua orang merasa resah. Soeharto
dan Soekarno merebutkan kekuasaan serta angkatan darat kian mencuat. Rencananya,
pada hari itu akan dilaksanakan siding dwikora untuk disempurnakan dlebih dalam
lagi. Tragedi yang terjadi di lubang buaya mengindikasikan PKI harus
dihancurkan beserta seluruh asetnya. Sebenarnya Soekarno sudah legowo untuk
memberikan jabatannya pada Soeharto. Namun, Soekarno enggan membubarkan PKI,
hal inilah yang memicu kubu Soeharto tidak suka dan mulai mengatur berbagai
siasat. Dari situlah Supersemar terlahir, dan sejak itu Soeharto berhasil
membubarkan PKI, merampas kekuasaan Soekarno dari jabatan bahkan sampai
melarang ajaran Marxis-leninis di Indonesia.
Pada tanggal 11 Maret 1966, ribuan mahasiswa berdemonstrasi
dan bergerak kea rah Istana Merdeka untuk membubarkan siding cabinet dwikora.
Letjen Soeharto juga mengerahkan pasukan liar selain itu juga ia bekerjasama
dengan demonstran yang ada. Mayjen Basuki Rachmat, Brigjen Amirmachmud dan
Brigjen M.Yusuf membawa surat dari Soekarno yang berisi untuk melimpahkan
segala hal tentang kekuasaan yang ada kepada Soeharto untuk mengamankan
situasi. Naskah Supersemar yang berisi tentang pengembalian kekuasaan dibenarkan
Dr. Soebandrio. Namun, naskah asli tersebut hilang begitu saja tanpa jejak yang
jelas, spekulasi bermunculan isi asli dari supersemar tentang jumlah lembar
sampai penghilangan berbagai poin penting lainnya.
Sebelum menagadakan siding MPRS, Soeharto terlebih dahulu
menggantikan anggota MPRS dengan pendukung dirinya. Hal ini ditentang oleh
Soekarno namun akhirnya disetujui juga oleh Soekarno. Soekarno berpikir ia akan
menang untuk merebut hati anggota MPRS dengan pidatonya. Namun, tidak seperti
yang ia pikirkan semua hal itu meleset dan membuat dirinya harus kehilangan
jabatan Presiden seumur hidup. Supersemar pun diputuskan menjadi Ketetapan MPRS
No.IX/MPRS/1966, hal tersebut merupakan hasil rekayasa yang sistematis.
Banyak sekali sejarawan yang ingin mengungkap , mencari bahkan
menggali lebih dalam lagi apa yang terjadi sebenarnya pada 11 Maret 1996. Demi
mendapatkan kisah asli dari Supersemar itu sendiri. Hal tersebut sampai
sekarang masih menjadi kontroversi. Sebab masih ada kemungkinan untuk munculnya
sumber-sumber baru. Terutama informasi yang lebih akurat dari orang yang
menjadi pelaku sejarah itu sendiri.
SUMBER :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar